Haifakansi: China Trip

Processed with VSCOcam with c8 preset

Selain kabin yang sempit, resiko dari tiket promo adalah jadwal kedatangan yang tidak pas: pesawat kami malam itu mendarat di Xiaoshan tepat pukul 11, dan sudah larut ketika bagasi datang. Dari Xiaoshan airport belum ada kereta untuk ke pusat kota, hanya ada pilihan taksi dan bus. Saya tidak memilih taksi sebab reputasi sopir taxi di cina daratan yang kurang bisa dipercaya. Tapi ternyata bus juga bukan pilihan yang mudah karena semua papan informasi dalam aksara cina. Ditambah sulitnya mencari orang yang bisa berbahasa inggris untuk bertanya, rasanya di Brebes mungkin jauh lebih mudah mendapat orang yang bisa berbahasa inggris dibandingkan di Xiaoshoan airport malam itu.

Read More

Rinjani Juni

DSC_0470

Pada tahun 2000 saya terakhir menginjakan kaki di tanah Bumi Gora. Ketika itu backpacking sambung menyambung bis mulai dari Jogja – Banyuwangi – Bali – Padang Bai – Lembar – Mataram dengan modal 500 ribu untuk seminggu penuh. Sekarang sih kondisinya sudah sedikit berbeda: dana insyaAllah ada tapi waktu lowong itu yang luar biasa susahnya (dengan kata lain: visa dari keluarga). Tapi hasil dari kicauan iseng-iseng di twitter menakdirkan kami untuk kembali: Bandara Internasional Lombok. Rabu pagi 20 Juni 2012. Kembali demi untuk mendaki gunung Rinjani, 3.726 mdpl.

Read More

#bajakJKT simulasi keseharian Jakarta

 

Sebagai pelari hipster di era media sosial dihital, ikut berpartisipasi event lari adalah wajib hukumnya. Meski pace record masih bobrok, tapi register jalan terus. Daripada minum miras, lebih baik lari mas. Kira-kira begitu.

Kalau #bajakJKT tahun lalu lumayan sukses, bukan diantara dua waktu sholat, penataan finish line yang ciamik di dalam GBK dengan efek sambutan meriah penonton fiktif karena hanya dari mp3. Maka #bajakJKT tahun ini adalah anti klimaksnya. Buruk. Sangat buruk.

284995_para-pelari-saat-start-di-nike-bajak-jakarta-2014-10k-_663_382

Sumber: Viva.com

Read More

Kerinci Kami

224

Ini tahun ke empat sejak celotehan iseng di sosial media tentang rindu mendaki disambar kawan-kawan yg sama tertariknya. Sejak saat itulah kami jadi rutin mendaki setahun sekali. Dan jatah tahun ini adalah Kerinci – gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia – dengan pola yg masih sama. Mereka orang-orang yg baru saya kenal di meeting point di Minangkabau Airport International. Kalau dulu sewaktu SMA mendaki adalah perjalanan dengan teman-teman terbaikmu, sekarang mendaki dengan orang-orang asing yg akan menjadi teman terbaikmu. Jadilah ada yang kawan kantor, kawan SMA-nya kawan kantor, adik kelas kuliah kawan kantor, bahkan kawan lendir kawannya kawan kantor. Begitu kira-kira silsilah kami. Malam itu juga kami langsung menuju Kersik Tuo yang berjarak 7 jam dari Padang sebagai titik terdekat – daripada harus melalui Jambi yg membutuhkan 12 jam. Sepanjang perjalanan terkantuk-kantuk tidur ayam di dalam APV menembus jalan raya Surian diiringi musik pop Minang dan supir yang nyawanya ada tujuh saya pikir: tidak takut mati.

Read More

Sepeda dan Mental Korupsi

Sepeda

Ini sudah bulan ke lima saya rutin bersepeda ke kantor, sejak pindah ke daerah bilangan Pondok Labu Cilandak. Sebelumnya sewaktu masih tinggal di Kelapa Gading dan Sunter agak sulit untuk dijadikan rutin, selain jarak yang lebih jauh 44 km pulang-pergi juga karena ‘medan pertempuran’ yang jauh lebih berbahaya. Ganas.

Read More